Senin, 08 April 2013

Penyakit Yang Kadang Terjadi Saat Pendakian

1 Lecet 
Lecet merupakan cedera tingkat 1 ( cedera ringan ) yang terjadi berupa goresan di kulit karena benda tajam. Pada cedera ini penderita tidak mengalami keluhan yang serius namun dapat mengganggu penampilan seseorang. Setiap cedera yang menyebabkan lapisan kulit terluar terkelupas, sehingga jaringan di bawahnya terpapar oleh bakteri dan kemungkinan infeksi disebut lecet

2 Memar 
Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan benda keras pada jaringan lunak tubuh. Dari sumber lain disebutkan Memar atau lebam adalah suatu jenis cedera pada jaringan tubuh yang menyebabkan aliran darah dari sistem kardiovaskular mengendap pada jaringan sekitarnya, disebut hematoma, dan tidak disertai robeknya lapisan kulit.

Memar ditimbulkan oleh trauma seperti tumbukan benda tumpul dan menimbulkan rasa sakit walaupun pada umumnya tidak berbahaya. Endapan sel darah pada jaringan kemudian mengalami fagositosis dan didaurulang oleh makrofaga. Warna biru atau ungu yang terdapat pada memar merupakan hasil reaksi konversi dari hemoglobin menjadi bilirubin. Lebih lanjut bilirubin akan dikonversi menjadi hemosiderin yang berwarna kecokelatan

3 Kram 
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kram otot ini seperti pada saat otot mengalami kelelahan dan secara tiba-tiba meregang, maka otot tersebut ( dengan terpaksa ) akan meregang secara penuh dan ini dapat mengakibatkan kram.

Kram juga dapat disebabkan karena adanya ketidaksempurnaan biomekanik tubuh karena adanya malalignment ( ketidaksejajaran ) dari bagian kaki bawah atau keadaan otot yang terlalu kencang. Kekurangan beberapa jenis mineral tertentu ( seperti zat sodium, potassium, kalsium, zat besi dan posphor ) yang dibutuhkan oleh tubuh juga dapat mempengaruhi terjadinya kram otot.

Pada beberapa kasus kram otot yang terjadi dapat juga disebabkan karena terbatasnya suplai darah yang tersedia pada otot tersebut, sehingga menyebabkan terjadinya kram otot pada saat melakukan kegiatan

4 Strain dan sprain 
Strain adalah kerusakan pada jaringan otot karena trauma langsung ( impact ) atau tidak langsung ( overloading ). Pada cedera strain rasa sakit adalah nyeri yang menusuk pada saat terjadi cedera, terlebih jika otot berkontraksi.

Strain ringan ditandai dengan kontraksi otot terhambat karena nyeri dan teraba pada bagian otot yang mengaku. Strain total didiagnosa sebagai otot tidak bisa berkontraksi dan terbentuk benjolan. Cidera strain membuat daerah sekitar cedera memar dan membengkak.

Setelah 24 jam, pada bagian memar terjadi perubahan warna, ada tanda - tanda perdarahan pada otot yang sobek, dan otot mengalami kekejangan. Sedang cedera sprain adalah cedera pada ligamen di sekitar persendian tulang yang dibentuk oleh permukaan tulang rawan sendi yang membungkus tulang - tulang yang berdampingan.

Kerusakan serat ligamen sering dibarengi oleh pendarahan yang menyebar di sekeliling jaringan dan terlihat sebagai memar. Sebagai penyebabnya adalah persendian tulang dipaksa melakukan suatu gerak yang melebihi jelajah sendi atau range of movement normalnya.

Trauma langsung ke persendian tulang, yang menyebabkan persendian bergeser ke posisi persendian yang tidak dapat bergerak. Dalam buku lain juga disebutkan sprain adalah cedera yang menimbulkan nyeri, yang disebabkan oleh kerusakan pada ligamen yaitu jaringan ikat fibrosa yang keras dan elastik, yang membungkus sendi

5 Fraktur 
Terdapat beberapa pengertian mengenai frakture, sebagaimana yang dikemukakan para ahli melalui berbagai literatur. , frakture adalah rusaknya dan terputusnya kontinuitas tulang, sedangkan menurut Boenges, fraktur adalah pemisahan atau patahnya tulang.  

Back dan Marassarin berpendapat bahwa fraktur adalah terpisahnya kontinuitas tulang normal yang terjadi karena tekanan pada tulang yang berlebihan. Lewis ( 2000 ) berpendapat bahwa tulang bersifat relatif rapuh namun mempunyai cukup kekuatan dan gaya pegas untuk menahan tekanan.

Fraktur dapat diakibatkan oleh beberapa hal yaitu:
Fraktur akibat peristiwa trauma.  Sebagian fraktur disebabkan oleh kekuatan yang tiba - tiba berlebihan yang dapat berupa pemukulan, penghancuran, perubahan, pemuntiran atau penarikan. Bila tekanan kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan jaringan lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur lunak juga pasti akan ikut rusak. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya. Penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Fraktur akibat peristiwa kelelahan atau tekanan. Retak dapat terjadi pada tulang seperti halnya pada logam dan benda lain akibat tekanan berulang - ulang. Keadaan ini paling sering dikemukakan pada tibia, fibula atau metatarsal terutama pada atlet, penari atau calon tentara yang berjalan baris - berbaris dalam jarak jauh.

Fraktur petologik karena kelemahan pada tulang. Fraktur dapat terjadi oleh tekanan yang normal kalau tulang tersebut lunak ( misalnya oleh tumor ) atau tulang - tulang tersebut sangat rapuh

 6 Blister ( Lepuhan ) 
Lepuhan adalah kumpulan cairan yang terletak diantara lapisan terluar kulit yang disebabkan oleh gesekan, tekanan dan panas. Kombinasi yang terdiri dari tiga macam mikrotrauma fisik tersebut menyebabkan terjadinya pemisahan lapisan kulit ( dermis dan epidermis ) dan resultan cairan yang meradang, menggelembung pada lapisan terluar kulit yang mengakibatkan cairan isi lepuhan dengan lapisan terluar kulit, membentuk kulit lepuhan.

Lepuhan sering terjadi saat atlet memulai aktifitas baru atau meningkatkan porsi suatu aktifitas. Sepatu baru dan perubahan lantai arena menyebabkan timbulnya lepuhan. Kondisi kelembaban atau panas juga mempengaruhi munculnya lepuhan. Mereka yang berkulit sehat lebih mudah terkena lepuhan

7 Sunburn
Pada hari - hari yang berkabutpun, anda kemungkinan masih bisa tersengat sinar Matahari, karena sinar matahari ini dapat dipantulkan baik melalui mendung ( awan ), bangunan - bangunan, pepohonan dan bahkan memantul lewat media tanah ( permukaan aspal ).

Sengatan sinar Matahari harus kita antisipasi sedini mungkin meskipun kulit belum memberikan gejala - gejala rasa sakit seperti terbakar. Rasa sakit karena tersengat sinar Matahari tersebut disebabkan oleh adanya keterlambatan pelepasan bahan - bahan kimia tertentu yang disebut prostaglandins oleh sel - sel yang rusak

8 Nyeri pinggang bagian bawah ( Low Back Pain ) 
Low back pain atau nyeri pinggang bawah adalah suatu kondisi dimana penderita merasa nyeri dibelakang pinggang bagian bawah. Cedera pada pinggang bawah sering terjadi disebabkan karena kelelahan dan kurangnya pemanasan sebelum melakukan aktifitas.

Cedera ini dipicu oleh tidak seimbangnya kekuatan otot punggung dan otot perut dimana pada umumnya otot perut jauh lebih dominan sehingga pada saat gerakan tertentu otot punggung bagian bawah ini mengalami cedera.

Cedera ini juga bisa disebabkan karena kesalahan posisi. Kesalahan posisi dalam aktivitas, akan membuat otot tertahan dalam satu posisi. Selain itu, pada Pendaki gunung cedera ini bisa terjadi karena kesalahan dalam pengaturan berat beban yang dibawa atau karena posisi tas yang salah yang menyebabkan beban tertumpu di pinggang atau punggung bagian bawah dan bukan di pundak atau bahu

9 Hypothermia 
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh ( kedingingan ) dari suhu normal, dan apabila kalau tidak cepat mengatasi situasi tersebut di gunung bisa berakibat fatal. Biasanya suhu tubuh kita normal dan tetap pada suhu kurang lebih 37,5 derajat celsius. Kalau panas, tubuh kita akan mengeluarkan keringat untuk mengurangi panas tersebut dan kalau dingin kita menggigil untuk memanaskan tubuh. 

Pertolongan Pertama Gunung Hutan

Pemberian Pertolongan segera kepada penderita sakit atau cedera / kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar.


Medis Dasar: Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam atau awam yang terlatih secara khusus.
 Tujuan Pertolongan Pertama
  • Menyelamatkan jiwa penderita
  • Mencegah cacat
  • Memberikan rasa nyaman dan menunjang upaya penyembuhan
Cedera
Cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka.  Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi. Cedera yang melibatkan jaringan kulit, otot, saraf atau pembuluh darah akibat suatu ruda paksa. Keadaan ini umumnya dikenal dengan istilah luka.  Beberapa penyulit yang dapat terjadi adalah perdarahan, kelumpuhan serta berbagai gangguan lainnya sesuai dengan penyebab dan beratnya cedera yang terjadi

Klasifikasi luka :

  1. Luka Terbuka: Cedera jaringan lunak disertai kerusakan/terputusnya jaringan kulit yaitu rusaknya kulit dan bisa disertai jaringan di bawah kulit
  2. Luka Tertutup: Cedera jaringan lunak tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya jaringan kulit
a. Prinsip Dasar
Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut diantaranya:
  1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih dalam bahaya.
  2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat, manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim, buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
  3. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.
b. Sistematika Pertolongan Pertama
Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :
1. Jangan Panik
Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling parah tapi masih mungkin untuk ditolong.
2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.
Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya. Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau memperparah kondisi korban.
3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.
Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.
  1. Pendarahan.
Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian dalam waktu 3-5 menit. Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.
5. Perhatikan tanda-tanda shock.
Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar, baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi setengah duduk.
6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.
Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau muntahan.
7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.
Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi. Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang berkompeten. 
Penutup Luka
Penutup luka adalah bahan yang diletakan tepat di atas luka. Bahan yang dipakai sebaiknya berdaya serap baik dan cukup besar untuk menutup seluruh pemukaan luka, seperti kasa steril. Dalam keadaan darurat semua bahan yang relatif bersih dapat dimanfaatkan sebagai penutup luka.Jangan memakai bahan yang mudah melekat di luka misalnya kapas, tisu dan lain-lainya. Penutup luka ada yang mengandung obat, bacalah aturan pakai terlebih dahulu bila akan menggunakan bahan ini.
FUNGSI PENUTUP LUKA :
  1. Membantu mengendalikan perdarahan
  2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut
  3. Mempercepat penyembuhan
  4. Mengurangi nyeri.